Perempuan Platinum
  • Home
  • About Us
  • In Person
  • In Life
    • Aging
    • Wellness
    • Relationship
    • Leisure
  • In Style
    • Beauty
    • Fashion

Subscribe to our newsletter!

Sign up to receive exclusive content updates, fashion & beauty tips!

Perempuan Platinum

Celebrating Life!

  • Home
  • About Us
  • In Person
  • In Life
    • Aging
    • Wellness
    • Relationship
    • Leisure
  • In Style
    • Beauty
    • Fashion

Kisah dibalik Batik Hokokai

AvatarBy PerempuanPlatinumPosted on 17 August 2020

Menikmati batik Indonesia, tidak hanya sekedar melihat keindahan motif dan perpaduan warna dari selembar kain, tapi menikmati batik Indonesia juga seperti membaca sebuah sejarah. Banyak motif-motif lahir dari sejarah yang berlangsung di negeri ini. Kisah manis, dongeng, atau pahitnya perjalanan rakyat Indonesia saat dijajah dapat dilihat dari beberapa batik yang lahir pada saat penjajahan.

Batik Hokokai atau Djawa Hokokai adalah batik yang lahir pada jaman penjajahan Jepang (1942-1945), Industri batik pada saat itu dapat dikatakan mati, karena tidak tersedianya bahan baku. Namun ternyata, bagi sebagian pembatik, kesulitan itu mendatangkan kekreatifan. Ada segelintir pembatik yang menghasilkan batik-batik bermutu pada saat itu, berkat adanya pasokan bahan dari Jepang pada saat itu. Batik-batik halus zaman itu disebut Batik Djawa Hokokai.

Nama Hokokai memang diambil dari nama organisasi bentukan Jepang yang beranggotakan orang Indonesia tapi dipimpin oleh orang Jepang. Motif dan warna menunjukkan adanya pengaruh budaya Jepang. Pada masa itu, pemerintah Jepang banyak memesan batik kepada pengusaha batik Indo-Eropa, Indo – Arab, atau peranakan Tionghoa di Pekalongan yang terkenal akan kehalusan batiknya.

Ragam hias yang ada pada selembar kain batik Hokokai menggambarkan situasi Indonesia saat itu, dimana kesediaan kain sangat terbatas, harganya pun mahal, sehingga pembatik memiliki banyak waktu untuk mengerjakan selembar kain dengan motif yang padat seperti, motif flora – fauna bahkan ditambah dengan isen-isen. Pada zaman ini juga muncul batik pagi sore, yaitu adanya motif yang berbeda pada satu kain, jadi satu kain dapat dipakai dalam dua kesempatan dengan motif yang berbeda.

Seperti apa Batik Hokokai itu?

  • Mempunyai warna kuning yang kuat dan variasi warna yang cerah.
  • Memakai gaya Sushomoyo atau frame atau pola pinggiran. Motifnya dimulai dari salah satu ujung kain, kemudian menyebar ke tepi-tepi kain. Atau ada juga yang memakai 3 sisi kain, yaitu sisi kiri, sisi kanan, dan bawah. Susunan ini kokon merupakan adaptasi dari motif yang biasa ada pada kimono.
  • Motifnya banyak menggunakan bunga sakura, krisan, dahlia yang merupakan kesukaan orang Jepang.
  • Adanya tambahan motif kupu-kupu yang merupakan pengaruh tionghoa yang merupakan lambang cinta abadi.
  • Isen-isen atau latar belakang memakai motif yang padat, ada yang memakai motif-motif klasik seperti kawung, parang, jlamprang.
  • Kain batik Hokokai banyak ditemukan dengan pola pagi-sore.

Setelah Perang Dunia II usai, Jepang meninggalkan Indonesia. Batik sebagai sebuah industri mengalami pasang surut. Namun motif batik terus berkembang, mengikuti keadaan saat itu.  Batik Hokokai pun berevolusi menjadi Batik Jawa Baru. Pada tahun 1950 batik yang dihasilkan masih menunjukkan pengaruh dari batik Djawa Hokokai. Namun warna tidak secerah Djawa Hokokai. Penggunaan isen-isen pada Batik Djawa Baru lebih sedikit, bahkan ada yang meninggalkan sushomoyo.

Sampai saat ini, produksi Batik Djawa Hokokai banyak dijumpai di Pekalongan, terutama di Kedungwuni. Batik ini lahir karena siasat para pembatik lokal pada zaman penjajahan Jepang. Dalam perkembangannya pola batik Hokokai juga diadaptasi oleh daerah-daerah lain. Pengrajin batik daerah lain mengadopsi ragam motif hokokai dengan ragam batik daerahnya, sehingga muncul hokokai a la Cirebonan, hokokai a la Madura, atau a la Solo. Memakai kain ini tidak selalu harus dengan kebaya kutu baru atau kebaya kartini, namun dipadukan dengan blus modern, ringan, atau semi formal bisa tetap tampil indah.

Aneka batik Hokokai (foto: Pribadi, model: Isyanti, Wawa, Reni, Dhara)

Share

0

Platinum Newsletter
Sign up with your email address to receive news and updates!

Baca Artikel Lainnya
Makna Motif Burung pada Batik
Makna Motif Burung pada Batik
Posted on 11 August 202010 August 2020
Going Grey Gracefully
Going Grey Gracefully
Posted on 12 January 202313 January 2023
Tips Memakai Perhiasan Emas Putih
Tips Memakai Perhiasan Emas Putih
Posted on 29 August 2023
Ide Gaya Berhijab untuk Hari Raya, Simple tapi Trendy
Ide Gaya Berhijab untuk Hari Raya, Simple tapi Trendy
Posted on 21 April 2023
Memilih Lokasi Pensiun: Sebuah Refleksi dari Nilai-nilai Pribadi
Memilih Lokasi Pensiun: Sebuah Refleksi dari Nilai-nilai Pribadi
Posted on 26 January 2024
Model ini Memulai Karirnya di Usia Platinum dan Sukses
Model ini Memulai Karirnya di Usia Platinum dan Sukses
Posted on 16 August 20221 November 2022

What do you think? Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Comments Yet.

  • Artikel Terpopuler
  • Terbaru

Follow Us

Platinum Newsletter

Sign up to get content updates, relationship help, beauty tutorials, fashion trends, and more.

Contact Us | Be a Contributor

Privacy | Terms | Copyrights © 2022 PerempuanPlatinum.